Entri Populer

Rabu, 19 November 2008

Asmara..oh..Asmara


Asmara oh

Asmara oh..Asmara..


Jatuh cinta? Waduh indahnya, tapi gimana kalau ditolak?, dikiayanati?, gak berani menyampaikan? Atau si dia sudah punya pacar? Pasti lemah, lesuh, gak ada gairah hidup, trus pengin kabur dari dunia ini. Kali ini Yudha dan Agung gak bisa ngelak lagi. Diam-diam Yudha mengagumi si Mella, gadis bertubuh ramping. dan Agung dengan idolanya gadis bertubuh bongsor asal Fakultas Ekonomi. Gadis-gadis ini bagi mereka adalah cahaya lilin dikala mati lampu, seteguk air dikala air galon di kost-kostan habis, sebagai kipas angin dikala panas kota semarang menyayat kulit. Atau sepotong tempe di saat gak punya uang buat beli lauk.

Si Makluk zaman batu ini sedang kasmaran. Selalu saja loyo kalau gak lihat sang idola hati. Dan begitu seberkas bayangan nongol dibawah tangga, dunia serasa bertabur bintang dengan bunga bermekaran dimana-mana. Sang bidadari telah tiba. Aksi dimulai,

“Mi kok datang telat sih, papi udah nunggu dari tadi.” Wajahnya serius, seolah-olah gadis didepannya adalah istrinya. Yang disapa gak mau kala bikin si giant baby semakin berbunga-bunga.

“Habis tadi macet sih, papi main ninggalin aja.” Sambil mengerutkan keningnya. Pintar juga aktingnya. Hati si Yudha semakin berbinar-binar mirip bintang dari timur yang mengantarkan para tiga raja menemukan tempat kelahiran Yesus.

“Maaf mi, habis tadi ada urusan mendadak.”

“Tiada maaf bagi mu!”

Dasar..laki-laki kurang kasih sayang. Pacaran gak..Istri bukan. Pake mi..mi an segala. Emang ini karakternya si pemuja wanita berbadan sapu lidi. Adegan papi and mami berlanjut terus. Gak cuman di kampus, via sms berlanjut..hubungan main-mainan ini pun terbaca oleh pihak yang merasa memiliki si gadis.

Tiba-tiba wajahnya berubah jadi laki-laki paling malang sedunia. Gara-gara ada sms yang masuk,

“Jangan macam-macam sama pacar ku ya!!Awas kamu.” Bunyi sms ini cukup meresahkan pria berbadan gajah ini.

Pie ki?” Rupanya dia semakin bingung. Tiba-tiba sms masuk lagi.

“Pokoknya jangan dekatin dia lagi, kalau sampai kamu berani jangan salahkan saya. Kamu tahukan siapa saya?” Mati..ancaman semakin serius. Bagaimana gak kuatir pemilik nomor ini adalah salah satu penegak hukum di negri Indonesia Raya ini alias polisi. Kalau sudah begini peran teman dibutuhkan. Manusia emang egois ya..saat senang di rayakan sendiri tapi begitu susah butuh orang lain.. Siapa lagi yang bisa diandalkan kecuali Seto. Seorang yang gagal masuk Akpol ini punya kenalan polisi seabrek mulai dari polisi jalanan sampe berpangkat jendral. Jurus pertama telpon ke yang punya posisi lebih tinggi dan berhasil.

Si Polisi ini dimaki habis-habisan. Gak mungkin berkutik secara pangkat dia lebih rendah. Hanya bisa mengatakan “Siap Pak!” Aku berfikir, enak ya punya jabatan dan kekuasaan bisa main perintah aja, trus main nekan. Si Yudha terselamatkan meskipun habis itu kebiasaanya kumat lagi. Selalu mendekati perempuan berbadan sangat ramping yang sudah punya pacar.

Dan emang ini musimnya jatuh cinta. Si Agung gak tinggal diam berpartisipasi dalam kisah-kasih ini. Pertemuan dengan gadis Fakultas Ekonomi dalam suatu kegiatan di Vihara bikin dia gak bisa tidur, susah makan, lemah, lesuh, bingung pokoknya mengharubirukan. Dengan berat hati (Antara ragu, bingung, kangen, dan lain-lain saling mengisi bilik hatinya) dia berangkat juga menemui pujaan hatinya.

“Permisi tante, Angel ada?” Tersipu malu.

“Oh..ada..Angel ada teman mu.”

“Iya sebentar.” Kemudian terdengar langkah kaki turun dari lantai dua.

“Oh Agung.” Sambil tersenyum.

“Ada apa, Gung?”

Pertanyaan gak diduga. Pada tahap ini orang yang sedang kasmaran mendalam akan gelagapan mau jawab apa.

“Em..tadi habis dari rumah teman terus mampir.” Padahal bukan itu jawabanya. Tujuan utamanya adalah datang kesini. Kamu gak tahu, Angel kalau semalam aku gak bisa tidur gara-gara mempersiapkan mental untuk bisa datang dan melihat wajahmu. Kemudian pertanyaan klasik pun muncul.

“Kamu gak sibuk?”

“Gak sih tapi lagi nunggu teman mau ngerjain tugas.” Sambil mengambil tempat duduk disampingnya. Gawat..detak jantung semakin kencang. Antara senang, bercampur gerogi deg..degkan. Angel ambil posisi duduk sangat dekat habis gak ada tempat lain. Dalam hati rasanya ingin terus berlama-lama seperti ini.

“Emangnya kenapa?” Mata mereka saling pandang. Dalam hati aduh..mata itu begitu indah. Gak lagi konsen dengan pertanyaan itu.

“Kenapa sih kok lihatnya begitu? Ada yang salah?” Angel penasaran ditanya kok diam aja sambil melotot.

“Oh..gak-gak kok” Seolah-olah tersadar. Yang salah adalah kenapa aku harus kasmaran dengan kamu. Padahal aku tahu kalau kita gak mungkin bisa bersatu. Rasanya terlalu berat untuk melangkah. Tapi iya love is blind, hati Agung merintih. Mawar ku kamu gak tahu kalau begini saja aku sudah sangat bahagia. Dasar pria melankolis! Sekarang jadi mati kutu. Coba kalau lagi sendirian pasti ngahayalnya macem-macem. Bisa pergi berduaan dinner bareng di terangi nyala lilin-lilin dan diringi lagu-lagu cinta. Sebelum makan dia akan memberikan sekuncup bunga sebagai bentuk expresi rasa cinta. Uh..So romantic. Tapi gak kalau berhadapan langsung begini.. mulut seperti di bungkam ratusan lembar isolasi. kata-kata hilang semua dari pikiran. Entah kemana. Tiba-tiba,

“Eh..teman ku udah datang tuh.” Melotot ke parkiran depan rumah.

Dalam hati Agung hanya bisa mengeluh. Pernyataan Angel itu punya satu makna, cepat-cepat angkat kaki. Padahal kan masih pingin duduk berduaan. Meskipun cuma saling lihat aja. Kenapa mesti sekarang orang ini datang? Menganggu kebahagianku aja.

“Ya udah aku pulang dulu ya.” Suaranya merendah, sambil mengenakan jaket. Persiapan mau pulang.

“Mau pulang sekarang toh? Kan belum ngobrol lagi.”

“Teman mu kan udah datang mau bikin tugas. Jadi aku pulang aja.” Sebenarnya aku masih mau disini malaikat ku tapi gimana sepertinya pertemuan kita harus berakhir disini.

“Ya udah hati-hati ya, Gung!” Angel berdiri dan mengantar si secret admirer nya keluar.

Di rumah, pikiran Agung mulai melalang buana menyusuri masa lalu. Rangkaian waktu telah menghadirkan pertemuan-pertemuan yang disulam apik dalam relung hatinya. Angel..Angel.. Awalnya kita bahkan gak kenal. Gara-gara waktu pertemuan pertama untuk acara Waisak di Borobudur kata-kata mu, “Terserah aku ikut siapa aja.” Teman-teman lain pada bingung mau berangkatnya sama siapa dan bagaimana lagi-lagi kamu cuma bilang, Terserah dan terserah.. tapi kenapa kok aku begitu terkesan ya dengan kata itu? Sial!! Ini gara-gara Donatus.. dia yang manas-manasin keadaan. Katanya kalau cewek yang selalu bilang terserah itu bakal menjadi cewek yang asik..apalagi kalau dia belum punya cowok…bla..bla...bla.. Aku sepertinya tersihir dengan pendapat manusia sok tahu itu.. Dan kamu hadir seperti kuncup bunga yang gak pernah layu menghias bilik hati ku. Rasa kasmaran ku terpahat semakin indah. Ketika Hari Waisak, kita selalu jalan bareng.. bercengkerama tentang banyak hal. Aku semakin membiarkan rasa ini tumbuh dan tumbuh. Malam hari aku rela tidur di kursi karena tempat tidurku buat mu. Dalam derita tidur dengan kaki yang ditekuk-tekuk toh aku tetap bahagia. Kesakitan sepertinya luluh ketika aku membayangkan dirimu. Semuanya ku lakukan untuk mu, oh..Mawar ku. Tapi apakah kamu merasakan hal yang sama?

Dasar orang terlalu pintar begini nih. Ngomong donk! Mana dia tahu kalau kamu lagi kasmaran sama dia. Sepertinya kamu hanya bisa menikmati imajinasimua aja, bro. Waktu terus berjalan pokoknya aku harus bisa mengatakan kalau aku suka sama dia. Semangat mengebu-gebu.. kali ini Si Tompel benar-benar mau berjuang untuk mendapatkan cinta Si Angel. Lagi-lagi gak bisa. Gara-gara dia datang tapi di rumah ada teman nya Angel. Cowok lagi.. pikiran sudah macem-macem.. Apa itu cowok pacarnya? Atau yang lagi Pendekatan, kok kayaknya mereka akrab banget. Sepertinya berat kalau maju terus. Disini jika seorang yang lagi kasmaran pasti mucul hasrat possessive nya. Takut kala saingan Agung memutuskan untuk pergi buru-buru.

“Kok baru datang langsung pulang?” Wajah Angel sedikit cemberut.

“Aku lupa ada janji sama teman.” Mencari alasan. Gawat..gimana mau rebut hatinya si gadis kalau sebelum perang udah angkat bendera putih duluan. Dengan wajah lesu sang pejuang cinta ini pulang dengan bendera putihnya dikibarkan tinggi-tinggi.

“Kita juga mau pergi kok” Melirik ke teman cowoknya

“Oh…ya udah aku pulang dulu.” Wajahnya menunduk seperti kala judi ratusan juta. Dengan penuh penderitaan, Sang pejuang sebelum perang ini berusah melupakan pujaan hatinya. Tidak ada lagi sms atau telpon. Tidak adalah kunjungan ke bangunan bertuliskan “Tokoh Mawar.” Benar..benar.. kamu memang mawar yang berduri. Keindahan mu membuatku takjub tapi duri mu selalu menusuk-nusuk hatiku..hiks..hikss..

Kemudian kabarpun terdengar kalau Si Gadis yang bermukim di Toko Mawar ini sudah menikah. Senyum bersemi dibibir Si Tompel, coba kalau aku masih kasmaran sama dia bisa-bisa aku gantung diri atau minum apotas. May you always be happy, My Rose. Kini sudah ada bidadari lain berbadan bongsor juga sedang bermukim di hatiku, dia gadis yang tinggal kost-kost an di pintu pagarnya bertuliskan “Roma” Apakah nasib ku kali ini sama juga? Ah..gak tahu..

Hasrat Yudha untuk mendekati perempuan yang berstatus ‘hak milik’ orang kumat lagi. Kali ini gadis yang lebih ramping. Menurut sang pemuja idolanya adalah luar biasa. Miss universe aja kalah. Hari-hari nya kembali bahagia setelah skandal satu teratasi.. “Jadikanlah aku yang kedua” lagu yang dinyanyikan Astrid cocok banget buat dia. Handphone selalu penuh dengan foto si ramping ini. Foto lagi tidur sampai beraksi bak model di simpan di memory HP sampai-sampai memorinya gak cukup. Maklum si ramping tergolong perempuan narsis. Semua berjalan mulus-mulus saja. si Ramping sepertinya menikmati kebersamaan ini. Maklum pacarnya kerja di luar kota jadi ya..buat hiburan gak apa-apa lah dari pada stress. Realistis aja lah.

Tiba-tiba si manusia kebo ini kaget dan beranjak ke kamar mandi begitu melihat sms terterah di layar Hp nya,

“Kangen”

Dan sms itu dari Si Ramping seperti kesurupan dia langsung cepat-cepat berangkat ke kampus. Padahal bisa saja sms itu salah ngirim. Tapi bagi orang yang kasmaran pasti gak pikir panjang nikmati saja. Hati nya sumringah begitu melihat sang idola tersenyum malu bersama teman-teman lain. Akhirnya mereka pergi nonton bareng. Kebahagian dan kearaban semakin melekat. Emang kalau sudah begini manusia sering lupa diri. Kalau senang pinginnya keterusan. Padahal gak bisa, hidup kan ada dua sisi senang dan susah. Seperti kata orang bijak ketika kebahagian sedang bercengkrama dengan anda di ruang tamu, kesedihan sedang menunggu di tempat tidur. Tiba lah kesakitan itu. Semua akibat kenarsisan kedua anak manusia ini. Ditambah aku yang lagi belajar memotret. Foto “kemesraan” mereka di cium sang pacar. Sudah dapat dibayangkan apa yang terjadi. Acara jalan bareng di liputi kelabu karena si ramping pulang di tengah jalan sambil nangis-nangis. Isu mulai berkembang diantara kami. Ini semua gara-gara foto “gendong” yang barusan di lihat sang pacar. Yudha merasa bersalah. Dia sebagai subyek dalam persolan ini. Karena ketelodaran dan gak hati-hati persoalan ini pun muncul. Coba kalau aku nolak di foto kayak gitu.. Pasti gak terjadi. Hatinya meradang. Tapi mau gimana semua sudah terjadi. Biasa penyesalan datang terlambat. Selama jalan bareng, Yudha terlihat banyak diam gak seperti biasanya. Sumber kekonyolan.

Dan saat yang membuat si giant baby siap mental.

Tirai wisma di buka ada tamu datang.

“Yudh, ada yang nyari tuh.” Aku menatap wajahnya. Kasihan juga. Kalau diurut-urut aku secara gak langsung terlibat dalam permasalahan ini. Coba kalau aku hidden foto mereka, gak mungkin masalahnya jadi berabe begini.

“Gini Yudh, Aku itu gak masalah kalau kalian pergi bareng. Dan mengenai foto itu, aku cuma kuatir kalau nanti orang-orang nilai yang macem-macem.” Pacar Si Ramping buka mulut. Kehadirannya ingin menjelaskan kesalahpahaman.

“Terus terang aku gak cemburu sama kamu..kita saling kenal kok, Cuma sikap dari dia (si ramping) yang bikin aku jengkel. Dia gak terbuka malah mutar-mutar makanya aku jengkel”

“Iya aku juga sorry banget.. semua karena kesalahan ku juga.” Sambil menunduk si giant baby, menyadari kesalahannya.

“Gak apa-apa aku cuma minta tolong foto itu dihapus ya. Trus kalau mau pergi-pergi ajak dia juga ya.. jangan trus kalian cuekin dia gara-gara ini.”

“Oh..iya..kita gak bakalan nyuekin dia.” Senyum bersemi dibibir. Sedikit lega. Untung sang pacar bukan orang yang sangat possessive atau berpikiran picik. Kalau gak bisa-bisa dia disuruh bikin MOU (memorandum of understanding) alias kesepakatan berdasarkan hukum kalau mereka tidak ada perasaan apa-apa. Sekali melanggar berurusan dengan pengadilan.